....Never Know What Will Happen

Selasa, 18 Juni 20130 komentar


          Siang hari, langit tampak sangat cerah. Matahari yang terlihat begitu kuning membuat hawa semakin panas. Dengan alunan lagu-lagu cinta aku melamun membuka folder-folder kecil yang terselip dan belum sempat ku  hapus. Sudah hampir genap satu bulan hari bahagia itu hancur begitu saja, hari-hari dengannya terlewat dan tersaring seperti ampas. Aku fikir foto-foto dan video ini akan selalu aku lihat bersamanya. Tapi kenyataannya tidak. Kali ini aku melihat dan mengenang semuanya hanya sendiri. Aku fikir kita bisa nonton dvd bersama lagi di taman, tertawa terbahak-bahak melihat lucunya film yang kita tonton. Menulis nama kita berdua di bangku taman. Mengelilingi kampus dengan berjalan kaki dan tidak merasa lelah walaupun hanya mengendarai sandal dengan dikemudikan kaki. Duduk di lapangan basket,  Mengobrol dan tertawa bersama, menawarkan aku minum, belajar masak dan dia yang jadi komentator pertama masakanku. Aku fikir itu memang mimpi, mimpi yang indah, dan ternyata kini aku sudah terbangun di keadaan dan waktu yang berbeda. Mungkin semua itu hanya semu seperti angin yang hanya lewat untuk menggerakan awan ke bagian langit yang lain. 

          Terik sekali, aku pergi keluar rumah dengan mengendarai motorku ke depan komplek. Kali ini aku ingin bertemu dengannya di taman. Ku parkirkan motorku di depan komplek, langkah kaki ku melalui jalan di depan komplek, dan memutuskan untuk menaiki angkot ke tempat janjianku dengannya. Oh ya, dia menyuruhku bertemu dengannya bukan hanya bertemu, dia ingin meminjam dvd twilight yang brseries itu. Saat ku turun dari angkot dengan ku jajaki jalan menuju taman, tidak terlihat sama sekali batang hidungnya. Dia bilang jangan sms, dan terus bagaimana denganku menunggu di tepi jalan ini. Orang terus-terusan lalu lalang, sampai sesekali ada juga yang melihat kegelisahanku di tempat aku berdiri menunggunya. Melihat kanan kiri dan menghitung satu sampai tiga berharap tring dia datang, tapi sampai tia kali akhirnya aku memutuskan untuk berpindah ke tempa lain. Saat aku ingin menyebrang dia datang dan berlari, meminta maaf dan menarik tanganku ke tempat yang lebih teduh.
“Aku pikir kamu tidak jadi datang, panas sekali di sini” wajahku yang memerah karena panasnya matahari langsung mereda di tempat teduh. “maaf ya maaf, tadi tu macet.. yuk kita ke taman” ajaknya yang langsung membuatku spontan tersenyum dan berdiam sejenak juga teringat ke dv dang ku bawa, ku berikan padanya. Dia menertawaiku dan meledekku, tapi aku tertawa, aku tertawa bersama dengannya. Kita berjalan menuju tujuan ke taman. Dia memintaku untuk bernyanyi seperti di telepon saat dia masih di asrama. Perasaanku sangat bungah dan dagdigdug hatiku saat diminta bernyanyi di depannya, malu dan rasanya ingin klik skip adegan yang satu ini. Dia tetap memaksa, malah mengancam atau dia pulang. Otomatis aku spontan menyanyi di depannya…. Sambil melihat daun-daun yang gugur, seperti adegan sinetron yang sangat romantis saat kita berjalan menuju taman. Saat satu bait ku nyanyikan “especially for you…….” Dia mengikuti dan kita bernyanyi bersama. Mata kita bertemu, dan bukannya so sweet seperti orang-orang pacaran, tapi kita malah tertawa bersama. Duet yang lumayan bagus. 

           Duduk di bangku taman dan memanjangkan kaki setelah berjalan lama bersama dengannya. Angin yang mesra menderu di taman. Orang-orang berlalu lalang, tapi kita cuek berdua menceritakan semua, ya semuanya. Hingga pada satu titik cerita dia menceritakan masa lalunya dengan peremuan lain. Perempuan itu adalah teman dari mantannya, dia belum kesampaian untuk memacarinya. Dia pikir perempuan itu boneka atau mainan apa, seenaknya dia bilang belum kesampaian. Mata ku melotot dan mencubitnya, memalingkan pandanganku dan cemberut. Dia pikir aku cemburu atau marah, bukan itu maksudku sebenarnya. Apa dia tidak sadar di depannya itu suka dan cinta padanya. Tapi dia malah menceritakan masalalunya. Dia meminta maaf. Tapi aku masih memalingkan pandanganku. Dia malah menertawaiku yang bertingkah seperti cewe remaja jaman sekarang. Dan aku pun ikut tertawa, tapi ya hatiku memang sakit dia bercerita seperti itu. Dia meyakinkan, bahwa tenang saja, dia hanya menyayangiku, dia bilang akulah masa depannya, akulah muhrimnya nanti. Tapi setelah aku tertawa dengannya. Dia pun mengacukan mood ku, dia bertanya apakah dia boleh memiliki pacar lain spontan aku berdiri dan berjalan cepat keluar dari taman. Dia tetap duduk dan melihatku pergi begitu saja. Meneriaki ku “lo pikir gue bakal ngejar lo kaya di sinetron-sinetron?” aku membalik badan dan tetap bejalan meninggalkannya. Dia langsung meninggalkan tempat duduk tadi, dan berlari meneriakiku lagi. “maaf maaf aku Cuma bercanda… jangan kaya gitu dong”. Tak terasa mataku sudah berlinang, pikiranku kacau, tapi selewat pikiranku, adegan ini seperti ada di sinetron, kampungan sekali. “apaan si siapa yang marah, gue mau pulang” “jangan gitu dong, duduk sini dulu, jangan pulang sebelum semuanya kaya biasa lagi, kamu kenapa?” “gapapa” cuek sekali aku menjawabnya. “gini nih perempuan semuanya susah buat ditebak, pasti anti dibahasnya di sms” “yaudah gue mau pulang, dan gak akan ngebahas ini di sms!!” aku berteriak di depan mukanya dan berjalan lagi meninggalkannya.

           Tiba-tiba dia menarik tanganku, sampai aku duduk di sebelahnya, duduk di trotoar jalan dan meredakan emosiku. Mataku berlinang, entah apa yang aku pikirkan, mungkin aku tidak terima cerita yang dia ceritakan, rasanya seperti ada apa-apa pada wanita dalam ceritanya itu. Dia menenangkanku, menggenggam tanganku, menyatakan persaannya I love you I love you, i….love…you. aku membalasnya dengan kata “I hate you !!!” sambil membentaknya. “beneran benci aku ya?” hening sekejap dan  “I hate you when you talk about another girl. I hate you much” aku berdiri dan berjalan meninggalkannya lagi. Tapi tetap menarik tanganu “yaudah yaudah maaf I love you somuch udah sore yuk pulang. I love you”

Sentak tanganku melepaskan tangannya dan membalas I love you too.***

Share this article :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2012. RAN EXPRESSION - All Rights Reserved

Proudly powered by Blogger