Tidak terasa Mei datang seenaknya tanpa permisi, tanpa menghiraukan masalah di April yang belum membaik. Aku hdapi semua hari-hari itu yang berkecimpung dalam formalitasnya pendidikan. Pikiran-pikiran yang berujung hanya pada buku. Terpaku pada sejarah, rumus, dan teori.
Tapi apa daya aku tak sampai. Mengharapkan yang tidak pasti dan terdiam merenung. Meminta pada Tuhan, berikanlah yang terbaik. Aku ingin kembali, kembali seperti manusia yang tidak perduli akan perasaan. Kuat menghadapi tantangan . Tapi mengapa kebingungan datang membawa kepasrahan itu. "yasudahlah" hela nafasku dan membiarkan semua bergulir dan hilang, lewat begitu saja. Berharap semua yang ku lalui memang yang terbaik.
Tapi apa daya aku tak sampai. Mengharapkan yang tidak pasti dan terdiam merenung. Meminta pada Tuhan, berikanlah yang terbaik. Aku ingin kembali, kembali seperti manusia yang tidak perduli akan perasaan. Kuat menghadapi tantangan . Tapi mengapa kebingungan datang membawa kepasrahan itu. "yasudahlah" hela nafasku dan membiarkan semua bergulir dan hilang, lewat begitu saja. Berharap semua yang ku lalui memang yang terbaik.